Sabtu, 23 Februari 2013

CERPEN : Tertinggal Kereta Api



    
            Liburan sekolah tiba. Putra bersama nenek dan adiknya akan berkunjung  ke rumah bibinya yang tinggal di Bogor. Mereka akan pergi ke sana menggunakan kereta api,karena nenek Putra lebih suka menggunakan kereta api daripada bis. Sebelum liburan tiba, tiket kereta api sudah dipesan sebanyak 3 lembar untuk mereka. Putra sudah banyak melakukan persiapan untuk pergi ke Bogor, karena dia belum pernah pergi ke rumah bibinya. Tidak lupa oleh-oleh untuk bibinya juga sudah disiapkan.


            Hari-hari yang ditunggu pun tiba, Putra beserta nenek dan adiknya diantar oleh keluarganya menuju ke stasiun. Kereta api akan tiba pada pukul 6.30 sore. Sambil menunggu mereka sholat terlebih dahulu di mushola yang berada di dalam stasiun.

             Kereta api yang ditunggu pun tiba, Putra beserta nenek dan adiknya masuk ke dalam kereta api tersebut. Sebelumnya, mereka sudah bersalaman dan berpamitan dengan keluarganya. Di dalam kereta api Putra merasa kedinginan,kemudian datang seorang pelayan membawakan selimut untuk para penumpang termasuk dirinya. Perjalanan mereka berhenti di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Di sana, mereka dijemput oleh paman Putra. Dari Stasiun Gambir mereka menaiki KRL(Kereta Rel Listrik) menuju Stasiun Bogor.

            “Bagaimana perjalanannya, capek atau tidak, Tra?”tanya pamannya.

            “Iya paman, aku sedikit capek soalnya aku hanya duduk saja di dalam kereta api,”jawab Putra. “Menurut paman perjalananmu tadi cukup lancar, karena dulu paman pernah baru sampai di Gambir siang hari. Padahal seharusnya sampai Gambir seperti kamu tadi”,kata paman.

            Satu jam berlalu, mereka sampai di Bogor. Paman Putra mengajak Putra beserta nenek dan adiknya menaiki angkot untuk menuju rumah bibinya. Putra baru tahu kalau di Bogor banyak sekali angkotnya. Kata paman Putra,”Bogor itu kan sebutannya kota 1000 angkot karena jumlah angkotnya banyak, Tra.”Putra mengangguk-anggukan kepalanya.

            Akhirnya angkot tersebut berhenti di pinggir jalan depan sebuah perumahan. Ternyata mereka harus jalan menuju rumah yang berada di pojok perumahan tersebut. Setelah sampai di depan rumah tersebut, bibi Putra beserta ketiga anaknya sudah menunggu Putra beserta paman,nenek dan adiknya. Putra beserta nenek dan adiknya disambut kedatangannya oleh bibinya.

            “Assalamu’alaikum,”ucap Putra beserta nenek dan adiknya. “ Wa’alaikumsalam,”jawab bibi Putra. “Silahkan ibu,Putra, dan Ifa masuk ke dalam rumah dan istirahat,”tambah bibi.

            Putra beserta nenek dan adiknya langsung masuk ke dalam rumah. Putra dan adiknya langsung bermain dengan ketiga anak bibinya yang masih kanak-kanak. Tetapi ketiga anak bibinya masih malu-malu dengan Putra dan adiknya
.
            “Kamu sekarang kelas 2 SMP ya, Tra? Terus dapat rangking berapa?”tanya bibi ke Putra.”Iya bibi. Alhamdulillah rangking 7,”jawab Putra.”Kalau Ifa dapat rangking berapa?”tanya bibi ke adik Putra.”Hehehe...rahasia, bi,” jawab Ifa dengan malu-malu.

            Setiap pagi hari, Putra merasakan udara sejuk di Kota Bogor. Dia bersepeda di wilayah perumahan, kemudian berlari-lari kecil mengelilingi perumahan. Ketika istirahat, Putra ditanya oleh bibinya,”Putra ingin berwisata di mana?”  Putra menjawab hanya dengan satu kata yaitu terserah. Akhirnya bibi mengajak ke The Jungle yaitu tempat wisata yang ada kolam renang dan tempat bermainnya. Putra sangat senang dan di sana dia berenang dengan adik dan ketiga anak bibinya sampai kehujanan dan akhirnya mereka selesai untuk berenang.

            Pada akhir pekan,karena  paman Putra libur, paman mengajak Putra beserta nenek dan adiknya menuju Mekarsari. Mereka berada di sana selama seharian. Putra terlihat senang karena di Mekarsari dia mengikuti outbound . Putra dan adiknya pun sudah akrab dengan ketiga anak bibinya. Mereka mau bermain bersama Putra dan adiknya.

            Pada keesokan harinya, paman Putra akan berangkat kerja. Dia tanya kepada Putra,”Kamu ingin pulang kapan, Tra? ” “Sebelum tanggal 5 Juli paman,”jawab Putra. “Oke, nanti paman belikan tiket untuk kamu pulang,”tambah paman. Putra akan pulang sebelum tanggal 5 Juli karena dia akan mengikuti rekreasi bersama teman-teman sekelasnya di Pantai Prigi pada tanggal 5 Juli. Ternyata tiket yang tersisa adalah tanggal 4 Juli. Paman Putra langsung membelikannya untuk Putra saja. Sedangkan nenek dan adiknya akan tetap berada di rumah bibinya sampai liburan akan berakhir.

            Tanggal 4 Juli, Putra diajak untuk berwisata di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebelum dia pulang menuju Kediri. Ternyata di TMII sangat ramai pengunjungnya karena memang waktunya liburan sekolah. Sebelum pukul 04.00 sore rombongan keluarga Putra sudah meniggalkan TMII, karena kereta api akan berangkat pukul 05.00 sore dan Putra harus segera diantar menuju stasiun. Tanpa disadari, mobil mereka terjebak macet di dalam TMII dan sulit untuk keluar dengan cepat.

            “Ayo Putra naik ojek saja,lalu naik taksi ke stasiun, agar nanti kamu tidak terlambat,’’ajak paman Putra kepada Putra. Akhirnya Putra langsung berpamitan dengan bibi,nenek,dan adiknya kemudian Putra dan pamannya meninggalkan rombongan keluarga dan langsung keluar dari TMII menggunakan ojek. Sesampainya di depan TMII, paman Putra langsung mencari taksi, tetapi hingga beberapa menit mereka belum mendapatkan taksi.
            Jam menunjukkan pukul 04.30 sore, mereka akhirnya mendapatkan taksi. “Pak, ke Stasiun Gambir 20 menit bisa ?”tanya paman Putra kepada sopir taksi.”Ya bisa,Pak. Akan saya usahakan. Nanti saya akan lewatkan tol dalam kota,”jawab sopir taksi. Taksi langsung melaju dengan cepat. Ketika akan masuk tol dalam kota, ternyata terjadi kemacetan yang cukup panjang. Putra pun langsung resah karena takut teringgal kereta api.

            Akhirnya pukul 05.05 sore, mereka baru tiba di Stasiun Gambir yang sangat ramai dengan para calon penumpang. Ketika Putra dan pamannya di dalam stasiun, mereka kaget bertemu sopir rombongan mereka yang ternyata lebih dulu tiba di stasiun. Tetapi mereka langsung terburu-buru menuju tempat keberangkatan. Seorang petugas mengatakan,”Maaf kereta api yang akan anda naiki sudah berangkat 5 menit yang lalu,Pak.” Ternyata Putra sudah tertinggal oleh kereta api yang akan dinaikinya, dan tanpa berpikir panjang, paman Putra segera lari menuju loket sendirian. Putra pun bingung, karena dia bisa pulang atau tidak, padahal besok dia ada acara dengan teman-teman sekelasnya.

            Tiba-tiba paman Putra datang sambil membawa selembar kertas dari loket tadi. “Kamu bisa pulang hari ini, Tra. Kamu akan naik kereta api yang sebentar lagi akan datang,”kata paman Putra.”Terus aku nanti duduk di mana paman, padahal tempat duduknya kan sudah penuh,” tanya Putra. “Kamu nanti duduk di gerbong restorasi,”jawab paman sambil menyerahkan selembar kertas yang didapat dari loket tadi. Ternyata kertas tersebut berisi surat perizinan untuk menumpang di kereta api yang akan datang nanti.

            Sebuah kereta api pun tiba, Putra diantar pamannya masuk ke dalam kereta api tersebut dan mencarikan tempat duduk untuk Putra di gerbong restorasi. Setelah mendapatkan tempat duduk untuk Putra, pamannya memberikan uang kepada Putra. “Ini uang untuk jaga-jaga kalau kondekturnya menarik biaya kepadamu, tapi kalau tidak uangnya untuk uang sakumu, karena paman tadi sudah mengurus biaya pembayarannya,”kata paman sambil memberikan uang kepada Putra.

            “Kereta api di jalur 1 sebentar lagi akan meninggalkan stasiun, diharapkan para penumpang segera masuk ke dalam kereta api,”sebuah pemberitahuan dari petugas stasiun. Putra pun berpamitan kepada pamannya dan mengucapkan banyak terima kasih kepada pamannya, karena telah menolong dia. “Paman, terima kasih banyak atas bantuannya,”ucap Putra kepada pamannya. “ Iya sama-sama. Hati-hati di dalam kereta api, barang bawaannya dijaga dan salam untuk ayah dan ibumu di rumah,”balas paman Putra.

            Kereta api pun mulai melaju meninggalkan stasiun dan Putra memberikan lambaian tangan dan senyuman kepada pamannya sebagai tanda berpisah. Setelah itu, dia langsung duduk di kursi yang ada di gerbong restorasi untuk istirahat. Putra sangat bersyukur kepada Allah atas pertolongan-Nya. Sampai dia tiba di rumah dengan selamat dan mengikuti acara rekreasi dengan teman-teman sekelasnya.

                                   
Dibuat oleh :
1.      Mohammad Hafid Arkan       (9)
2.      M. Fauzi Dwi Hadi Saputra    (11)
Kelas X Akselerasi

0 komentar:

Posting Komentar

Hak Cipta 2011 Dilindungi oleh Fauzi. Diberdayakan oleh Blogger.